Mungkin
tiga kata itu yang cukup untuk menggambarkan sosok mantan. Bukannya mau
baper,bukan juga karena gamon,apalagi pengen balikan. Tapi sosok mantan itu
bisa buat pelajaran hidup remaja jaman sekarang alias jadi bisa ngerti apa itu
cinta sebenernya. Tapi nggak jarang juga banyak remaja yang menyalah gunakan
mantan. Biar track record percintaannya bagus,misalnya. Tindakan kayak barusan
itu nggak baik buat dicontoh seakan-akan mantan itu cuma buat
mainan,ditarik,diulur,trus dilepas. Jangan sampe pacaran cuman buat bikin
cemburu sosok mantan yang masih kita sayang. Kalo masih sayang mah bilang
aja,siapa tau masih bisa diperbaikin. Jangan pacaran kalau ujungnya cuman buat
saling menyakiti. Kasihilah mantanmu dan berdoalah bagi mereka yang
menyakitimu. Jangan sampai hati buat ngebales perbuatan orang yang jahat sama
kita. Jangan cemburu kalau mantan udah punya yang baru,jangan ngemis minta
balikan, dan jangan punya harga diri yang murah. Cukup menengok kebelakang
sesekali,jangan berharap buat barengan
lagi kalo cuma cinta sepihak. Karena sebenernya kalau kita balik lagi sama
mantan,kita sendiri udah tau ujungnya bakalan kayak gimana. Percaya aja, karma
masih berlaku. Jadi cewek juga jangan bego,jangan ngejar orang yang dulu minta
kamu buat jadi pacarnya tapi tiba-tiba ditengah jalan dia juga yang mutusin.
Kalau belum bisa tahan lama ya berarti belum waktunya buat ketemu sama yang
pas. Inget, Tuhan punya 3 jawaban untuk setiap doamu. Pertama, Tuhan jawab “YA”
berarti kemauanmu selaras dengan kehendak Tuhan. Kedua,”TIDAK” berarti Tuhan punya
rencana yang lebih indah dari apa yang kamu mau. Dan yang terakhir,”TUNGGU”
berarti Tuhan minta kamu untuk menunggu sebentar. Terus aja berdoa minta jodoh
cepet dateng. Tapi, sudah selayaknya juga kita tetep jalin hubungan baik sama
mantan. Jangan kayak anak kecil terus jadi musuhan gara-gara cinta. Lagi pula kita pasti punya moment indah bareng mantan yang kadang bikin senyum-senyum sendiri kalo diinget-inget. Jangan
dipusingin karna cinta banyak yang pingin,jangan baper karna jodoh bakal
nyamper, dan jangan khawatir karna cinta bisa bikin “kentir”. Hidup ini indah
jadi jangan galau mikir mantan dirumah ! Asikin aja !
Kuberitakan padamu dan mereka jua sedikit kicauanku tentang segelintir cerita konyol dan sepele yang mengusik jiwa bila dipendam. Baca dan ikutlah aku,kan kubawa kau ke imajinasi liarku.
Minggu, 01 November 2015
Selasa, 20 Oktober 2015
Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi ?
Baru saja hujan berhenti bahkan luka tak kunjung mengering.
Sudah saatnya menata hidupku. Menutup luka itu sedikit demi sedikit meski kadang masih sering mengelupas. Sudah cukup mendungnya. Aku harus bisa menaklukan hatiku sendiri. Tapi bukan berarti juga aku menutupnya untuk cinta yang lain. Aku masih 16 tahun jadi wajar bila patah hati. Memang sudah waktunya ditempa cinta. Toh semata-mata agar hati ini siap untuk lebih sakit dari sebelumnya,biar sekuat baja,seluas samudra,dan serendah hatinya. Kalaupun harus jatuh tersungkur harus bisa bangun lagi. Senyumin aja. Doakan saja jodohmu kelak agar cepat dipertemukan denganmu. Tunggu saja hingga Tuhan menjawabnya dengan indah. Dan sembari menunggu,siapkan hatimu agar ketika jodohmu tiba, kamu sudah siap menerimanya dengan sepenuh hati.
Nah,sembari menunggu jodohku datang. Aku ingin memberi kasih pada orang-orang yang dahulu mengharap kasihku saat aku sedang asik bersama pacarku. Mereka adalah Orang tuaku,sahabatku,kakakku,adikku,dan orang-orang yang kulewatkan saat bersamanya. Aku tak mau asik sendiri menikmati hidupku. Aku ingin bahagia bersama mereka. Mereka yang menungguku kembali.
Ah aku sudah bahagia.
Mungkin terlalu cepat untuk berpaling. Meski melupakan tak secepat jatuh cinta. Tapi rasanya sudah tak bisa lagi mengharapkanmu kembali. Jadi kupilih berpaling. Hingga dia menemukanku. Orang yang kini turut serta mewarnai masa mudaku lagi. Dia bahkan memberiku ruang untuk tetap bahagia bersama sahabat dan orang tuaku.
Aku tak ingin terburu-buru lagi. Kita masih saling mengenal satu sama lain. Aku masih belum bisa mendeskripsikanmu. Tapi,yang kutau kamu selalu bisa membuat mendungku pergi. Membuatku tertawa lebih lepas dari biasanya. Seperti aku bisa menjadi diriku sendiri jika bersamamu.
Mungkin ini terlalu puitis,tapi sayang juga bila tak ditulis.
Selasa, 06 Oktober 2015
Kaila
"Usiaku masih belia untuk menanggung malu"
Aku Kaila,usiaku dua belas tahun. Aku tinggal di gang sempit pinggiran kota metropolit. Di gubukku,aku tinggal bersama adikku Rio yang masih berusia 5 bulan,ibukku,dan ayahku. Ayahku seorang penjudi dan pemabuk,sedangkan ibukku seorang 'wanita malam'. Beginilah keluargaku,semua orang tau seperti apa keluargaku. Ibuku yang pulang pagi bersama laki-laki yang tak kukenal,ayah yang juga pulang dengan kondisi mabuk,dan aku gadis usia sepuluh tahun yang membawa adiknya kesekolah. Aku takut kejadian itu terulang lagi,kejadian dimana ibu meninggalkan Rio di tempat ia bekerja.
Pagi ini aku hidup seperti biasanya,berangkat kesekolah bersama Rio,Ibukku yang baru saja pergi tidur,dan ayahku yang masih menyadarkan diri dari sisa mabuk semalam.Aku sadar dengan merawat adikku,aku takkan sebebas anak-anak seusiaku, ini masa sulitku.Aku sering dicemooh oleh teman-temanku karna latar belakang keluargaku. Guruku sendiri juga sudah sering menegurku agar aku tidak membawa adikku kesekolah.Tersiksa memang,tapi apa boleh buat.Aku bahkan tak punya teman disekolah.Mereka dilarang oleh orang tua mereka untuk berteman denganku.Orang tuanya takut aku akan membawa pengaruh buruk bagi anaknya.
Disuatu siang,saat aku sedang merawat adikku sambil mencuci pakaian,dua orang polisi berbadan tinggi besar mengetuk pintu rumahku.Mereka mencari ayah.Polisi itu membawa ayahku pergi entah kemana aku tak tahu.Semua orang melihatnya.Aku bertanya kepada mereka kemana ayahku akan pergi.Tapi mereka hanya mencemoohku dan mengatakan bahwa ayahku seorang pembunuh.Aku malu. Aku tak tahu apapun tapi semua orang semakin menghina keluargaku.Saat Ibu pulang,aku menceritakan semuanya.Ibu menangis,ia tak tahu apa yang harus ia perbuat.Mulai malam itu,Ibu tak lagi pergi dimalam hari,ia hanya mengurung diri dikamar dan menangis.Ibu bahkan berhari-hari tak mau makan.Tapi aku senang,setidaknya Ibu ada dirumah bersamaku dan berhenti pergi dengan pria tua yang tak kukenal.Setidaknya aku bisa memandangnya lebih lama meski apa yang kulihat tak sesungguhnya ingin kulihat. Air matanya seakan tak pernah habis.
Tapi kegembiraanku tak berlangsung lama.Setelah sekitar 2 minggu Ibu menangis dikamar,Ibu pergi dengan pakaian yang lebih minim dari yang biasa ia kenakan.Malam itu, Ibu bersolek sangat cantik. Saat kutanya akan kemana Ibu pergi,Ia hanya membisu lalu pergi meninggalkanku dan Rio.Sepanjang malam aku menunggu Ibu pulang.Tapi sudah pukul 3 pagi Ibu tak kunjung pulang.Keesokan harinya,tak kudapati Ibu dikamarnya.Ibu belum pulang.Aku harus bergegas kesekolah bersama Rio. Tapi sebelum berangkat,badan Rio demam tinggi. Ia sakit. Aku bingung harus bagaimana karena tak sepeserpun uang yangkupunya. Kesana kemari aku meminta pertolongan orang. Sampai aku bertemu Pastur Gereja dekat rumahku.Pastur itu bersedia menolongku dan membawa Rio ke rumah sakit terdekat.Dokter memeriksanya.
Dokter itu keluar dari ruang periksa. Ia hanya diam sambil menitihkan air matanya.Ia hanya membisikan sesuatu pada pastur itu.Mendengar bisikan dokter,pastur itu malah menangis. Ia lalu membuka mulutnya dan mengatakan bahwa,"Maafkan saya,Rio sudah tenang bersama Bapa disurga".Rio meninggal.Ia seharusnya segera mendapat pertolongan.Aku bahkan tak tahu apa yang dideritanya.Aku pembunuh.Aku membunuh adikku sendiri. Aku bersimpuh dihadapan pastur itu.Aku menangis,menghabiskan seluruh air mata yang kupunya. Kini aku sangat lemah,seperti aku kehilangan separuh nyawaku.Aku memakamkan Rio berdua dengan pastur itu.tak satupun yang melayat.Bahkan Ibuku pun aku tau ia dimana.Aku hanya ingin tinggal menemani Rio,aku tau ia akan menangis nanti malam. Tapi pastur itu mengajakku untuk pergi dan mengantarku pulang.Sesampainya dirumah,kudapati Ibukku merapihkan pakaiannya kedalam sebuah tas besar. Saat kutanya kemana ia akan pergi,ia hanya memberiku sekantung penuh berisi uang dan berkata,"Jaga Rio,Ibu akan pergi mencari uang.". Aku sangat marah. Dengan air mata yang semakin deras mengalir dipipiku, aku membalas perkataannya," Terlambat Bu ! Ia sudah dijaga oleh Tuhan ! Dia mati Bu ! MATI ! Kemana sosok Ibu yang bahkan tak sempat ia rasakan hangatnya pelukan!". Ibu tersentak.Ia tersungkur ketanah dan menangis. Ia masih tak percaya ia melewatkan putra kesayangannya. Tapi tak begitu lama,seorang laki-laki menariknya dan membawanya pergi keluar dari rumahku.
Kini aku seorang diri saja,ayahku pembunuh,adikku mati,dan ibukku menjadi wanita jalang. Hancur sudah keluargaku. Di usiaku yang masih belia,aku harus menanggung malu.Menanggung dosa kedua orang tuaku. Kini tak hanya cemo'ohan yang kudapat tapi juga cercaan,penghinaan,dan hal mengerikan lainnya yang tak pantas kudapat. Aku tak tau bagaimana caraku menanggungnya. Hatiku masih cukup rapuh untuk ditempa sekeras ini.Aku hanya bisa menangis dibawah rembulan di sudut rumahku meratapi kesendirianku.
Disuatu siang,saat aku sedang merawat adikku sambil mencuci pakaian,dua orang polisi berbadan tinggi besar mengetuk pintu rumahku.Mereka mencari ayah.Polisi itu membawa ayahku pergi entah kemana aku tak tahu.Semua orang melihatnya.Aku bertanya kepada mereka kemana ayahku akan pergi.Tapi mereka hanya mencemoohku dan mengatakan bahwa ayahku seorang pembunuh.Aku malu. Aku tak tahu apapun tapi semua orang semakin menghina keluargaku.Saat Ibu pulang,aku menceritakan semuanya.Ibu menangis,ia tak tahu apa yang harus ia perbuat.Mulai malam itu,Ibu tak lagi pergi dimalam hari,ia hanya mengurung diri dikamar dan menangis.Ibu bahkan berhari-hari tak mau makan.Tapi aku senang,setidaknya Ibu ada dirumah bersamaku dan berhenti pergi dengan pria tua yang tak kukenal.Setidaknya aku bisa memandangnya lebih lama meski apa yang kulihat tak sesungguhnya ingin kulihat. Air matanya seakan tak pernah habis.
Tapi kegembiraanku tak berlangsung lama.Setelah sekitar 2 minggu Ibu menangis dikamar,Ibu pergi dengan pakaian yang lebih minim dari yang biasa ia kenakan.Malam itu, Ibu bersolek sangat cantik. Saat kutanya akan kemana Ibu pergi,Ia hanya membisu lalu pergi meninggalkanku dan Rio.Sepanjang malam aku menunggu Ibu pulang.Tapi sudah pukul 3 pagi Ibu tak kunjung pulang.Keesokan harinya,tak kudapati Ibu dikamarnya.Ibu belum pulang.Aku harus bergegas kesekolah bersama Rio. Tapi sebelum berangkat,badan Rio demam tinggi. Ia sakit. Aku bingung harus bagaimana karena tak sepeserpun uang yangkupunya. Kesana kemari aku meminta pertolongan orang. Sampai aku bertemu Pastur Gereja dekat rumahku.Pastur itu bersedia menolongku dan membawa Rio ke rumah sakit terdekat.Dokter memeriksanya.
Dokter itu keluar dari ruang periksa. Ia hanya diam sambil menitihkan air matanya.Ia hanya membisikan sesuatu pada pastur itu.Mendengar bisikan dokter,pastur itu malah menangis. Ia lalu membuka mulutnya dan mengatakan bahwa,"Maafkan saya,Rio sudah tenang bersama Bapa disurga".Rio meninggal.Ia seharusnya segera mendapat pertolongan.Aku bahkan tak tahu apa yang dideritanya.Aku pembunuh.Aku membunuh adikku sendiri. Aku bersimpuh dihadapan pastur itu.Aku menangis,menghabiskan seluruh air mata yang kupunya. Kini aku sangat lemah,seperti aku kehilangan separuh nyawaku.Aku memakamkan Rio berdua dengan pastur itu.tak satupun yang melayat.Bahkan Ibuku pun aku tau ia dimana.Aku hanya ingin tinggal menemani Rio,aku tau ia akan menangis nanti malam. Tapi pastur itu mengajakku untuk pergi dan mengantarku pulang.Sesampainya dirumah,kudapati Ibukku merapihkan pakaiannya kedalam sebuah tas besar. Saat kutanya kemana ia akan pergi,ia hanya memberiku sekantung penuh berisi uang dan berkata,"Jaga Rio,Ibu akan pergi mencari uang.". Aku sangat marah. Dengan air mata yang semakin deras mengalir dipipiku, aku membalas perkataannya," Terlambat Bu ! Ia sudah dijaga oleh Tuhan ! Dia mati Bu ! MATI ! Kemana sosok Ibu yang bahkan tak sempat ia rasakan hangatnya pelukan!". Ibu tersentak.Ia tersungkur ketanah dan menangis. Ia masih tak percaya ia melewatkan putra kesayangannya. Tapi tak begitu lama,seorang laki-laki menariknya dan membawanya pergi keluar dari rumahku.
Kini aku seorang diri saja,ayahku pembunuh,adikku mati,dan ibukku menjadi wanita jalang. Hancur sudah keluargaku. Di usiaku yang masih belia,aku harus menanggung malu.Menanggung dosa kedua orang tuaku. Kini tak hanya cemo'ohan yang kudapat tapi juga cercaan,penghinaan,dan hal mengerikan lainnya yang tak pantas kudapat. Aku tak tau bagaimana caraku menanggungnya. Hatiku masih cukup rapuh untuk ditempa sekeras ini.Aku hanya bisa menangis dibawah rembulan di sudut rumahku meratapi kesendirianku.
-Grace Putri-
the
Minggu, 04 Oktober 2015
Jangan bermimpi kalau takut jatuh
"Bermimpilah setinggi langit karna sekalipun kamu jatuh,kamu jatuh diantara bintang-bintang"
Banyak orang takut untuk bermimpi.Kebanyakan dari mereka khawatir akan kegagalan dan cenderung menjalani hidup mengikuti arus.Aku pun begitu,kadang kala terlalu takut keluar dari zona nyamanku.Selalu memilih untuk sekedar mengurung diri dirumah,berkhayal,dan menutup diri dari dunia luar.Tak banyak orang yang tau siapa aku sesungguhnya.Mereka hanya tau aku yang jail,suka bercanda,tidak serius,nakal,dan pengganggu.Padahal dirumah,aku termasuk anak yang "irit" dalam hal berbicara.Berprinsip bahwa tidak perlu bicara panjang lebar kalau tidak begitu perlu.Lebih memilih memendam ketimbang mengungkapkan.
Tapi itu dulu,sebelum aku mencicipi nikmatnya bersosialisasi.Aku rajin berorganisasi,entah digereja maupun sekolah.Kadang bisa jadi ketua panitia ,kadang juga jadi bawahannya seksi perlengkapan.hampir semua posisi dalam sebuah organisasi aku cicipi.Menguras waktu memang,tapi cukup menyenangkan karena menambah teman dan juga pengalaman.Sekarang aku seorang pemimpi.Banyak hal yang menjadi harapan.Kugantungkan cita-citaku semauku dan semampuku.Banyak sekali kerikil yang menyertai,sungguh membuatku ingin mundur.Ingin menyudahi mimpi yang aku sendiri tak bisa memastikan kebenarannya.Banyak orang yang menertawai mimpiku,mereka berpikir suatu hal yang mustahil aku dapat meraih mimpiku.Aku tidak cukup pintar dan pantas untuk memperoleh mimpi.
Semakin tinggi pohon,semakin kencang pula angin menerpa.Jujur,sudah berkali-kali malas,lelah,dan ingin mundur.Tapi meski banyak orang ingin menjatuhkan,aku selalu punya alasan untuk bangkit lagi.Keluarga,sahabat,dan jodohku kelak.Ketiga alasan inilah yang membuatku bangun dari mimpiku dan mulai berlari mengejarnya. Aku ingin memberi banyak hal untuk orang tuaku,dan semuanya butuh uang.Aku harus punya uang banyak untuk memenuhi harapanku seperti membeli mobil baru untuk Bapak agar dimasa tuanya nanti ia bisa menghabiskan waktu bersama Ibu.Ingin punya kitchen set agar Ibu bisa mencuci piring dengan nyaman,menyekolahkan adik,dan masih banyak lagi. Kelak aku ingin jadi kebanggaan keluarga,sahabat,dan jodohku kelak. Aku ingin menunjukan kepada orang-orang yang menertawai mimpiku bahwa aku akan meraihnya meski harus jatuh dan hancur sekalipun.Aku ingin jadi satu-satunya wanita yang patut dibanggakan oleh jodohku kelak.
Sekarang semua orang juga sudah berlari bersamaku.Aku harus lebih giat agar tak tersenggol oleh mereka yang lebih giat.Aku tau aku bisa.Bukannya ingin jadi ambisius.Tapi aku percaya Tuhan Yesus tau apa yang kubutuh dan memberikannya dengan cara yang begitu indah. Jangan takut untuk bermimpi,jangan takut untuk jatuh, kita masih muda dan wajar untuk menerima tempaan. Tuhan menempa kita sesuai rupanya.Indah,sempurna dan luar biasa.Jadi jangan takut,ingat namamu selalu disebut disetiap doa orang tuamu.
Minggu, 27 September 2015
Ada hati yang termanis dan penuh cinta
“Tetaplah
menggendongku dalam pelukmu,Bu.Aku terlalu takut meratapi dosaku.”
Enam belas
tahun sudah Tuhan mengijinkanku mencicipi nikmatnya dunia. Dengan segala rupa
ciptaanNya yang sungguh indah dipandang mata. Aku beruntung menjadi apa adanya
diriku yang sesuai dengan rupa Allah.
Tuhan sudah amat baik padaku,tapi aku masih enggan untuk berucap syukur.Sering
kali aku malah meminta ini itu tanpa rasa cukup.Bahkan,aku menyalahkan Tuhan
karna apa yang aku punya tak seperti yang kumau. Seperti aku ingin punya wajah
yang lebih cantik agar menarik,aku ingin punya uang banyak agar bisa pamer, dan
aku ingin punya orang tua yang tidak pelit dan kaya. Aku terlalu iri dan hanya
ingin menuruti nafsu daging. Entah sudah berapa banyak dosa yang kubuat dengan
mudah. Aku sering ‘ngambek’ dirumah saat keinginanku tak kunjung dituruti. Aku
tak tahu dibelakang kemarahanku,kedua orang tuaku tak mampu menyanggupi
kemauanku. Mereka sering luntang-lantung mencari pinjaman hanya untuk memenuhi
kemauanku. Padahal,masih banyak yang harus mereka cukupi selain menuruti
kemauanku yang konyol dan tak berguna. Mereka juga tak ingin terlihat sedih
dimasa sulit,selalu ingin terlihat berwibawa didepan kami anak-anaknya yang tak
tau diri.
Mereka pembohong besar.
Mereka bohong kalau mereka bilang mereka tak pernah lelah,mereka
bohong saat bilang mereka punya uang banyak,dan mereka bohong saat mereka
memarahiku. Karena,mereka sesungguhnya lelah mencari nafkah,uang mereka habis
untuk membeli ini itu untukku,dan mereka sesungguhnya sedang memberitahuku
kelelahan dan ketidakpunyaan yang mereka alami saat memarahiku. Aku takkan
pernah bisa memilih dimana aku akan dilahirkan,siapa orang tuaku kelak,dan
bagaimana gaya hidupku kelak. Aku cuma makhluk bodoh yang tak tahu diri,enam
belas tahun aku tak menyadari kasihnya yang manis,perjuangannya membesarkanku
yang amat menyiksanya,dan kesabarannya yang seluas samudra. Maafkan aku,Buk Pak.
Aku menyia-nyiakan kasih tulusmu. Aku bahkan tak tau bagaimana caraku menanggung
dosaku,aku tak tahu bagaimana jadinya hidupku saat Tuhan memanggilmu kelak,dan
aku tak tahu bagaimana caranya menebus segala peluh,tangis,dan kerja keras yang
kau tuangkan untukku. Aku takut engkau semakin menua,aku tak tau apa dikala
tuamu nanti aku bisa membahagiakanmu. Tapi Bu Pak, meski tanganmu tak mampu
lagi menggendongku,meski wajahmu telah menua, meski badanmu tak sekuat
dahulu,Ibu akan tetap jadi wanita tercantik dan terkuat dan Bapak akan selalu
menjadi Pria terhebat dan tertampan milikku . Ampuni aku , jangan berhenti
menyebut namaku dalam doamu. Aku berjanji di sisa usiamu kini aku akan
membanggakan dirimu dan memperindah masa tuamu nanti meski tak sebanding dengan
apa yang kau beri padaku.
-Anak muda yang
merindukan pelukan nestapa-
Sabtu, 26 September 2015
Jarak yang tak sejauh cintaku padaMu
"Menggenggam terlalu erat atau memberi cukup ruang itu Sama saja,semua akan terlepas jika memang bukan untukmu"
Aku sendiri tak percaya kamu mengakhiri semua begitu saja,secepat ini, semaumu. Sakit iya,kecewa pasti,marah apalagi.Kupikir kamu yang terbaik,yang terakhir,dan yang akan selalu dihati.Aku bahkan tak tau bagaimana aku mengahadapinya,bagaiamana aku menanggungnya,dan bagaimana aku menghapus mu dari ingatanku. Untuk tertawa saja menyakitkan.
Terima Kasih.
Darimu,aku belajar mencintai tanpa pamrih,belajar untuk memahami cinta sesimple 'aku sayang kamu' seperti yang pernah kamu katakan kemarin,dan kamu membuatku memandang lebih jauh. Memandang bahwa,jarak yang tak sejauh cintaku padamu.
Tapi aku juga akan melakukan hal yang sama jika ada diposisimu. Memang harus ada yang dikorbankan.Aku mengerti,dan akan selalu mengerti. Terima kasih sudah mengijinkanku mengenalmu lebih jauh.Terima kasih untuk keberanianmu mencoba cinta itu bersamaku, meski sebenarnya kita belum sempat memulainya. Semua doamu,kerja kerasmu,dan kesibukanmu untuk mencapai citamu akan selalu menjadi Doa yang juga aku semogakan. Tak apa kamu berhenti menyayangiku. Jarak kita Memang tak sepanjang cintaku. Tapi mungkin jalan kita yang berbeda. Aku memang sedang mendung,tapi aku percaya Tuhan dengar doaku dan menjawabnya dengan indah.
Tapi sekarang, aku memilih mencintai Tuhan Yesus karna cintaNya yang tak berjarak, setia,suci,dan tak pernah habis dimakan waktu.
Jaga dirimu,jangan lupa makan,semangatmu akan tetap jadi semangatku.
Doakan aku agar aku tetap bisa tersenyum tanpamu.
Minggu, 20 September 2015
Punya kawan macam tai ayam special
Kenalin nih dua makhluk aneh bin ajaib si preman namanya tiyas yang jomblo dah 3 tahun dan fanny si bidadari empunya sang fajar.Aku kenal deket sama dua anak ini ya baru 2 tahun belakangan.Sekarang kita lagi berjuang bareng di bangku SMA dengan kurikulum yang nyiksa abis. Nggak susah ngedeskripsiin dua makhluk ini,ya karna mereka emang bener-bener transparan jadi temen.
1. SEPTIANA CAHYANINGTIYAS
1. SEPTIANA CAHYANINGTIYAS
- Punya cita-cita masuk teknik industrinya di Gadjah.
- Pengusaha muda.
- Rajin.
- JOMBLO.
- Bawel.
- Kayak preman tapi tetep beriman.
- Low profile.
- Kocak abis.
- Masih andilau mau kuliah apa.
- Mbulak.
- Rajin.
- Pinter.
- Sabar.
- Fajar's.
- Nyebelin
Sabtu, 19 September 2015
Kalau perut sudah 'merengek',tangan asal 'comot'
Mungkin itu perumpamaan yang tepat bagi keserakahan para koruptor. Bagi saya itu bukan suatu keadilan.Mereka yang diberi tahta dan harta hanya seenaknya saja mengambil apa yang bukan menjadi haknya padahal kinerjanya tidak nampak.Sedangkan mereka yang buta aksara bahkan tak mampu membaca apa yang pejabat mereka lakukan dengan uang hasil keringat mereka.Yang hidupnya selalu bersyukur dihina oleh mereka yang bahkan tak pernah bersyukur dan tak pernah merasa cukup.
Perbuatan keji mereka yang mengambil uang rakyat sungguh sangat tidak menghargai keringat 'mereka' yang banting tulang hanya untuk membayar pajak alias memberi makan tikus-tikus kotor itu. Saya sendiri bingung, apa koruptor tidak kenyang atau masih haus akan belaian rupiah dikantong mereka ? Apa mereka tak pernah melihat ke atas atau ke bawah ?
Tapi saya paham betul bahwa tidak akan ada abu kalau tidak ada asap. Koruptor pasti juga punya alasan yang membuat mereka mengambil uang rakyat.
PERUT .
Sekarang ini semua orang bahkan bisa saling membunuh kalau tuntutan perut. Kasus anak meninggal ditangan ibu tiri juga karna perut hanya saja hal itu ditutupi oleh dengki.Padahal dibawah sana,orang-orang justru berbagi sepotong roti agar bisa dinikmati bersama. Bisa makan sekali sehari saja sudah sujud syukur. Mereka bisa sangat sesusah itu karena uang hasil keringat mereka,dipakai untuk pendidikan anak-anaknya, dan membayar pajak agar tak diusir dari 'gubuk' mereka.Seharusnya yang kaya lebih bisa berkaca. Sudahkah mereka bersyukur atas apa yang mereka punya ?
"Tidak ada yang tau siapa yang pantas untuk menduduki tahta,tapi hendaklah yang dipantaskan untuk duduk juga memantaskan diri."
welcome to the jungle !
Hola !
Nama ku Grace Putri Sekar Langit.Aku akrab disapa Putri. Ceritanya aku new bie di blogger. Sebenernya,udah sering nulis sejak SD, tapi waktu SMP beralih profesi jadi tukang 'comel' atau yang suka cerita.Sebenernya punya blog udah dari kelas 3 smp tapi baru berani menulis ya sekarang ini.Aku sekarang duduk di kelas 3 sma disalah satu sekolah di klaten. Jujur butuh keberanian buat 'menulis' (lagi). Tapi setelah menjadi seorang 'pembaca blog' selama kurang lebih 3 tahun,akhirnya aku berani mencorat-coret blog lawas ku ini. Jadi niatnya,blog ini akan aku isi dengan cerita,pengalaman,sama pendapat-pendapatku.Kenapa cerita karena aku pengen ngga cuman jadi 'pendengar dongeng' tapi juga 'pencerita dongeng' ,teryus kenapa ambil dari pengalaman,karena emang fungsinya pengalaman buat dishare sama orang lain,dan yang terakhir pendapat,kenapa pendapat(?),karena aku sebenernya suka mengkritik tapi kurang pede kalo ngomong di depan orang banyak. Jadi blog lusuh ini akan jadi 'ajang' dimana aku pengen belajar jadi seorang penulis.
So,welcome to the jungle !
Langganan:
Komentar (Atom)
